:AYO BANGUN DESA KITA WAHAI PEMUDA SAMBORA

Minggu, 18 November 2012

Salut Buat Remamsa



Meskipun tidak terlihat banyak kemajuan, saya tetap menaruh hormat dan bangga kepada remaja muslim Sambora yang terus berusaha mempertahankan majelis taklim, kalau bahasa gaulnya pengajian. Di tengah-tengah era modernisasi seperti sekarang ini, sudah sangat sulit kita temukan sekelompok anak muda yang berkumpul membentuk sebuah taklim. Apalagi kegiatan tersebut dilaksanakan setiap malam Minggu. 

Kita ketahui bersama, malam minggu bagi kalangan anak muda, adalah malam special, karena pada malam itu anak muda bisa berkumpul dengan sang pacar, memadu kasih, berjalan berdua, atau bahkan mojok di tempat gelap. Asik, namun berbahaya. Namun sekelompok kecil remaja muslim Sambora lebih memilih berkumpul untuk menghidupkan taklim yang sudah ada sejak dahulu itu.

Dengan segala keterbatasannya, Remaja Masjid Sambora, atau disingkat REMAMSA, terus berusaha bertahan. Meskipun saat ini yang meramaikan pengajian tersebut lebih banyak anak-anak usia SD. Entahlah, apakah itu sudah layak disebut remaja atau belum. Namun bagi saya tidak masalah, justru itu lebih baik. Dengan demikian mereka akan mengenal tentang nilai-nilai islam sejak dini. Meskipun, niat mereka tak sampai ke situ. 

Saya juga bangga, para pengurus remamsa senantiasa berusaha untuk membuat gebrakan-gebrakan baru, atau setidaknya mempertahankan kegiatan yang sudah ada. Seperti yang dilakukan pada malam minggu kemarin. Remamsa mengadakan konser taklim. Subhanallah. Alhamdulillah. Saya sangat bangga dengan mereka. Mungkin andapun akan merasakan hal yang sama.

Betapa tidak, mereka kaum muda sudah memiliki keperdulian yang tinggi untuk terus menyiarkan islam. dengan berbagai cara agar anak-anak muda yang selama ini masih hobi nongkrong bisa tertarik untuk ikut bergabung di dalamnya. Sebuah usaha yang luar biasa saya kira. Saya layak memberikan acungan jempol empat. Jempol tangan dua dan jempol kaki dua.

Sebagai motivasi untuk kita bersama, bahwa keutamaan majelis taklim itu sangat luar biasa sekali. Banyak pahala yang terdapat di dalamnya. Maka dari itu sangat sayang sekali jika kita meninggalkan pengajian, hanya untuk keperluan duniawi.

Dari Umar bin Khotob, Rosululloh saw telah bersabda:
“Orang yang berjalan menuju majelis Ta’lim, maka setiap langkahnya bernilai seratus kebaikan dan jika dia duduk dengan ulama tersebut serta mendengarkan apa yang dikatakannya, maka setiap kalimtnya bernili seratus kebaikan”. [Kitab Riyadhushsholihin, Imam Nawawi]
“Barangsiapa menuju majelis ilmu untuk mempelajarinya, maka dia akan diampuni dosanya sebelum melangkahkan kakinya”.

Itulah beberapa keutamaan majelis taklim, bayangkan saja hanya dengan datang ke majelis taklim Allah telah memberikan ampunan dosa kepada kita. Bahkan nilai pahala majelis taklim sangat tinggi sekali. Maka dari itu, anak-anak muda Sambora, kita harus senantiasa mempertahankan majelis yang sudah ada di tempat kita.

Apapun kondisinya, kita jangan menyerah, sebab menyerah pada keadaan adalah sifat seorang yang pengecut. Dan Allah sangat membenci orang-orang yang memiliki sifat pengecut. Nah gimana coba rasanya kalau Allah sudah membenci kita, tentu saja kita akan jauh dari Rahmat Allah.
Tentang keutamaan lainnya dari majelis ta’klim dapat pula kita fahami dari nasehat Luqmanul Hakim kepada puteranya:

”Hai anakku, ketika kamu melihat jamaah tengah berzikir (mengingat Allah atau membicarakan ilmu) maka duduklah bersama mereka. Jika engkau pandai, maka bermanfaatlah ilmumu, dan jika engkau bodoh, maka kau dapat menimba ilmu dari mereka. Sedangkan mereka mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan rahmat Allah, sehingga engkau akan memperoleh bagian pula.
Wassalam


Jumat, 16 November 2012

Kejaiban Sedekah, Shalat Malam dan Doa Orang Tua

"Mas saya sudah positif" kata istri saya. Masak sih? Ya, tadi saya sudah tes pakai tes pek, saya gak tahu tulisan tes pek yang bener kayak gimana. Yang saya tahu tespek alat untuk mengetahui, atau mengetes, kehamilan seseorang. "Alhamdulillah" jawabku dengan senang. Subhanallah, Allahu Akbar. Sungguh rezeki yang tiada terkira, yang Allah berikan kepada keluarga saya.

Padahal sebelumnya istri saya berkeluh kesah, badannya meriang, dan sering pegal-pegal. Kejadian tersebut sudah biasa dialaminya saat dia mau datang bulan. Makanya dia memperkirakan, tidak lama lagi akan datang bulan. Memang dia sudah telat sekitar dua pekan lebih, namun kata dia kejadian tersebut sudah biasa. Bahkan dia juga pernah telat hampir satu bulan. Makanya istri saya memperkirakan tak lama lagi dia akan datang bulan. Tapi saya justru berfikiran lain, saya menyuruh istri saya untuk tes kehamilan, ternyata bener istri saya hamil. hehehe.

Saya sekarang tinggal berdoa kepada Allah agar istri dan calon jabang bayi bisa diberikan kesehatan, lahir dengan normal dan kelak menjadi anak yang saleh. Subhanallah Allahu Akbar. Sungguh rezeki yang sangat besar telah Allah berikan kepada kami.

Sungguh Allah langsung menjawab atas apa yang menjadi doa saya, doa istri saya, doa mertua saya dan doa ibu saya. Mungkin ini juga, bukan mungkin namun saya yakin ini  jawaban Allah atas janji-Nya. Bagi siapa saja yang mau bersedekah maka Allah akan memberikan balasannya secara kontan dengan balasan yang lebih banyak. Baik balasan berupa kesehatan, sembuh dari penyakit, msegera jodoh, memperlancar rezeki, termasuk segera mendapat anak, dan balasan-balasan lain yang tak terkira.

Pengalaman saya, ketika belum menemukan jodoh pasca batal menikah dengan gadis yang sudah saya lamar, saya selalu berusaha mengamalkan sedekah dan kadang-kadang shalat malam. Saya sebut kadang-kadang karena saya terkadang bangun shalat malam dan kadang-kadang tidak. hehe. Dan satu hal lagi, yang tidak boleh ketinggalan yakni restu dan doa orang tua. Alhamdulillah setelah saya meminta maaf dengan hati yang tulus serta meminta didoakan oleh ibu saya, tak lama kemudian saya mendapatkan wanita yang cocok di hati, bahkan tak lama kemudian saya menikah. Subhanallah.

Dan pengalaman kedua, saat akan resepsi pernikahan, saya juga hanya mengamalkan sedekah, shalat malam, meminta doa ibu dan mertua perempuan saya, dan juga doa dari teman-teman. Alhamdulillah walaupun mendung tidak ada hujan saat resepsi pernikahan berlangsung. Acara sukses tanpa hambatan. Dan yang membahagiakan lagi, tamu yang datang sangat banyakkkkkk.... Bahkan ada yang ngomel karena kelupaan tak diundang. Untungnya setelah dikabari mereka mau datang.

Berselang satu bulan setelah menikah, Alhamdulillah Allah kembali memberikan kebahagiaan, seperti yang saya tuliskan di atas tadi, yakni dengan kehamilan istri saya.

Nah kabar gembira lainnya, saya juga pernah sampaikan pada tulisan sebelumnya. Ketika saya terpaksa harus menyampaikan surat pengunduran diri dari perusahaan tempat saya bekerja, karena alasan jauh dari keluarga, perusahaan justru memindahkan saya ke daerah tempat tinggal istri saya. Allah maha besar.

Mudah-mudahan cerita singkat dari saya ini bisa bermanfaat, bagi teman-teman semuanya yang kebetulan membacanya. Sehingga menjadi yakin bahwa Allah campur tangan terhadap segala perbuatan kita di dunia ini. Dan satu hal lagi, Allah akan segera memberi balasan bagi hamba-Nya yang senantiasa menjalankan perintah-Nya.



Kamis, 01 November 2012

Kujatuhkan Bola Karet



Teringat kata-kata bijak yang dishare ke BBM beberapa waktu lalu. Pesan BBM tersebut menuliskan, bahawa bayangan hidup itu seperti kita bermain akrobat dengan lima bola di udara. Kelima bola tersebut adalah, bola pekerjaan, bola keluarga, bola kesehatan, bola sahabat dan bola semangat.

Sebagai pemain akrobat kita diharuskan menjaga kelima bola tersebut agar tak sampai jatuh. Namun jika keadaan mengharuskan kita untuk menjatuhkan salah satunya, maka jatuhkanlah bola pekerjaan, sebab bola pekerjaan adalah bola karet. Dia bisa memantul kapan saja saat bola tersebut dijatuhkan. Namun jika keempat bola lainnya yang harus dijatuhkan, dia akan pecah berantakan, sebab empat bola tersebut adalah bola kaca.

Itu artinya keempat bola tersebut lebih penting dari bola pertama, yakni keluarga, sahabat, semangat dan kesehatan. Sebab keempat bola ini tidak akan dapat kita beli dengan apapun itu. Mereka lebih berharga daripada pekerjaan.

Jika kita kehilangan keluarga, kemana kita akan mencari, jika kita kehilangan sahabat maka kemana kita membeli, begitupun dengan kesehatan dan semangat. Namun ketika kita kehilangan pekerjaan, suatu saat pekerjaan tersebut dapat kita raih kembali.

Begitu juga dengan kondisi saya saat ini, dimana saya harus memilih, antara bola pekerjaan dan bola keluarga. Maka sayapun memilih untuk menjatuhkan bola pekerjaan demi keutuhan keluarga saya. Saya mencintai pekerjaan saya, namun saya lebih mencintai keluarga saya. Mereka adalah bagian dari hidup saya, mereka juga yang bisa membuat saya bahagia, membuat saya tersenyum dan bisa membuat saya bangga.

Apalah artinya kita mati-matian bekerja mencari uang, jika keluarga kita berantakan, apalah artinya jika kita mempunyai segudang materi jika kesehatan kita terabaikan. Kita tak harus mempertahankan bola pekerjaan jika kita ingin menjaga keutuhan keluarga kita.

Bukan berarti pekerjaan tidak penting, namun kehidupan haruslah berimbang. Karena saya yakin dengan Allah yang telah memberikan rezeki dari pintu manapun yang Dia kehendaki. Karena memang itulah janji Allah, jika kita bekerja dengan niat yang baik, maka Allah akan menggantinya jauh lebih baik.

Buat perusahaan yang pernah mempercayai saya untuk menjadi karyawan, saya ucapkan ribuan terimakasih. Saya juga mohon maaf jika selama saya bekerja di perusahaan tersebut terdapat kesalahan baik yang disengaja ataupun tak disengaja. Begitupun dengan kawan saya yang lain, saya sampaikan dengan ucapan yang sama. 

Saya akan terus berharap perusahaan yang pernah mempekerjakan saya tetap berkembang, bahkan jauh lebih baik. Sehingga akan banyak lagi karyawan yang bisa bekerja di perusahaan tersebut. Majulah terus. Salam keluarga.

Senin, 22 Oktober 2012

Sambora Dulu dan Sekarang

Pada tahun 1990 an, desa Sambora masih berupa jalan tanah, belum aspal seperti sekarang ini. Sehingga kalau musim hujan banyak terdapat kubangan layaknya kolam ikan, mobil juga sering terjebak di lumpur. Barulah setelah beberapa tahun kemudian ada pengaspalan dari pemerintah, jalan di desaku sedikit lumayan, walaupung sekarang juga sudah banyak yang berlubang lagi.

Saya masih ingat ketika akan ke Pinyuh saat itu. Transportasi yang dipergunakan oleh masyarakat setempat adalah oplete milik almarhum Lek Sudadi. Kebetulan rumahnya berhadapan dengan rumah saya. Opelet tersebut warnanya hijau lumut, opeletnya sudah sangat tua sekali, hampir sama dengan opelet dalam sinetron sidoel. Karena jalan saat itu belum beraspal, maka oplet tersebut sering terbenam. Terutama di jalan dekat makam Liongkong. Karena jalan di titik itu sangat parah sekali.

Saya juga masih ingat, hampir setiap pagi kami bersama tetangga-tetangga lainnya membantu mendorong opelet milik Lek Sudadi itu sebelum dia berangkat ke Sungai Pinyuh. Jalan opelet tersebut sangat lambat sekali, namun demikian penumpangnya tetap ramai. Maklum tidak ada pilihan lain selain opelet tersebut. Pada saat itu juga, masih jarang sekali orang yang mempunyai sepeda motor. Jadi ketika akan ke Pinyuh, orang Sambora selalu memakai opelet tersebut.

Beberapa tahun kemudian, Lek Sudadi membeli mobil baru sejenis pikc up warna merah. Mobil tersebut sudah didisain khusus untuk mengangkut penumpang, jadi ada atap dan tempat duduknya. Kondisinya sudah jauh berbeda dengan opelet tua, kecepatannyapun sudah berbeda. Tidak seperti opelet tua yang dulu.

Aku bersama teman-teman SD sering menaiki mobil Lek Sudadi ketika akan berangkat sekolah. Bahkan kami harus berangkat pagi-pagi sekali supaya bisa naik kendaraan tersebut. Sebab sekitar jam 6 pagi Lek Sudadi sudah siap-siap mencari calon penumpang. Kebtulan disaat mencari calon penumpang itu, Lek Sudadi melewati sekolah kami. Terkadang juga kami ikut mobil tersebut saat Lek Sudadi setor krupuk. Kebetulan istri Lek Sudadi saat itu pembuat krupuk.

Namun aku sempat trauma dengan kendaraan tersebut. Ceritanya, pada suatu pagi, seperti biasa aku naik kendaraan tersebut disaat Lek Sudadi akan cari penumpang ke Desa Benuang, (desa tetangga), kebetulan pagi itu adiku Ahmad juga ikutan naik. Setelah hampir sampai di dekat sekolah, aku meloncat dari mobil tersebut, karena takut Lek Sudadi tidak berhenti di depan sekolah kami. Alhamdulillah aku selamat. Tapi adiku masih di atas. Dia kemudian memberanikan diri untuk ikut meloncat, sayangnya dia jatuh tiarap. Hidungnya sampai berdarah. Lek Sudadi kemudian berhenti dan mengelap hidung adiku. Aku jadi merasa bersalah. Lek Sudadi kemudian marah denganku. Kenapa tidak nunggu mobil berhenti saja?? aku hanya diam. dalam hati aku takut mobilnya tidak berhenti. Sebab sudah dekat dengan sekolah, kendaraannya masih laju. Ya aku pikir mungkin Lek Sudadi lupa. Setelah itu pulang lagi ke rumah, untuk mengabarkan kalau Ahmad jatuh dari mobil, hidungnya berdarah.Padahal aku sudah sampai sekolah. Hehehe aneh kan??

Hmm itulah kenangan ketika jaman dulu, kami senang sekali naik mobil walaupun hanya dekat. Hehehe, maklum kami jarang sekali naik mobil, Kalau tidak pergi ke Pinyuh atau ke tempat lain yang jauh kami tidak akan bisa naik mobil. Sebab sepeda motor juga belum ada. Namun kalau sekarang, kondisinya sudah jauh berbeda. Anak-anak sekolah sudah diantar pakai motor sendiri. Kadang meskipun anaknya tidak minta, orangtuanya yang kepingin ngantar.
Anak-anak yang sekolah ke Kecamatan saat ini juga sebagian besar sudah memakai sepeda motor sendiri. Kadang sampai kebut-kebutan. Sampai akhirnya kecelakaan, ninggal deh. Orang tuanya nangis. Tragisss.

Anak-anak jaman sekarang juga sudah suka nongkrong di tepi jalan, sambil merokok, bahkan sudah ada yang berani minum-minuman keras. Berbeda dengan anak jaman dulu, paling-paling mereka nongkrongnya di surau, bersenda gurau bersama teman-teman. Asik sembari bermain petak umpet, main galaksin, dan main bulan. Kalau anak sekarang lebih suka main sama pacarnya berdua saja. Sampai akhirnya telat datang bulan. Memprihatinkan. 

Rabu, 11 Juli 2012

Sedekah Itu Luar Biasa


Pernah suatu ketika ada seorang pria yang ingin pulang kampung, rencananya dia ingin menggunakan kapal, mengingat uang yang ada di sakunya hanya pas-pasan. Namun oleh rekannya, pria tersebut disarankan untuk membeli tiket pesawat. Dengan berbagai pertimbangan, pria tadi menyanggupinya dan memutuskan menggunakan pesawat.

Usai membeli tiket pesawat, pada sore harinya pria itu menghadiri undangan selamatan, dari rekannya yang lain, kebetulan pada hari itu anak rekannya tadi sedang dikhitan. Usai menyantap makan malam, pria tadi langsung memberikan uang sekitar Rp 50 ribu kepada sianak yang sedang disunat.

Keesokan harinya, sebelum berangkat pemuda tadi sempat bersilaturahmi kepada kenalannya yang lain. Setelah ngobrol ngalor ngidul diapun pamit undur diri. “Kok buru-buru,” Tanya kenalan pria tersebut. Dia kemudian menjawab karena pada siang hari ini dia akan segera berangkat pulang kampung.

Tak diduga tak dinyana, orang tadi langsung mengeluarkan uang seharga tiket pesawat, sekitar Rp 500 ribu. Dengan perasaan senang pria itupun menerimanya. Setelah pergi ke bandara, ternyata pria tadi juga bertemu dengan kenalannya yang lain, pada saat terbang dia kebetulan duduk satu bangku.

Sesampainya di daerah tujuan, pria itupun ikut bersama dengan kenalannya yang satu pesawat tadi, kabetulan dia dijemput dengan mobil. Tak disangka dan tak diduga, selain diantarkan ke tempat tujuan, kenalan pria itupun memberikan sejumlah uang lagi sekitar Rp 300 ribu.

Setelah beberapa lama di kampung asalnya, pria tadi hendak pulang ke tempat tugasnya, dia naik bus kemudian berhenti di terminal. Untuk mencapai kota tujuan dia harus naik bus kota ataupun ngojek lagi. Kebetulan karena hari jumat, pria tadi memilih untuk ngojek. 

Terjadilah tawar menawar harga. Kemudian si tukang ojek menurunkan sendiri harga ojeknya, dari Rp 35 menjadi Rp 30. Pria itupun langsung menyanggupinya. Kendati sudah ditetapkan biaya ojek dari terminal sampai kota sebesar Rp 30, pria tadi justru memberikan uang Rp 50 ribu, sekalian beramal katanya, sebab hari itu hari Jumat. Tukang ojek itupun tersenyum bahagia.

Kemudian pemuda tadi bertemu dengan rekannya yang ada di kota. Kawan pria itu bermaksud minta tolong. Tak disangka tak diduga, kawan pria itu  memberikan uang lagi sebanyak Rp 700 ribu, menginap di hotel dan keesokan harinya di belikan tiket pesawat. Waduh sungguh berlipat-lipat ganda rezeki yang didapat pria tersebut pada saat itu.

Cerita tersebut merupakan kisah nyata dari seorang anak manusia, dengan sedekah yang dia berikan ternyata balasan yang didapat sangat cepat dan lebih banyak. Jadi tunggu apalagi, jika anda masih mempunyai kesempatan untuk bersedekah, jangan ragu-ragu lagi, lakukanlah, karena semakin cepat anda bersedekah maka akan semakin baik. Selamat mencoba, dan selamat menikmati kenikmatan yang luar biasa setelah anda melakukan sedekah. (**)

Selasa, 10 Juli 2012

Keajaiban Menjemput Jodoh


Beberapa waktu lalu ada seorang laki-laki yang menjalin hubungan dengan gadis idamannya. Mereka pacaran kurang lebih empat tahun. Setelah memantapkan niat, merekapun ingin melanjutkan hubungan lebih serius lagi, yakni kejenjang pernikahan.

Akhirnya kedua insan itupun sepakat untuk memberitahukan kabar gembira itu kepada orang tua masing-masing. Tak lama kemudian orang tua laki-laki itu datang ke kediaman orang tua siperempuan, untuk melamar sekaligus menetapkan hari pernikahan.

Waktu terus berjalan, masing-masing dua insan yang berbahagia itupun berusaha mengumpulkan pundi-pundi rupiah untuk modal pernikahan mereka nanti. Sang laki-laki kembali kepada tempat tugasnya sebagai seorang wartawan, sedangkan siperempuan mencoba mengikuti kegiatan supaya bisa mendapatkan tambahan.

Waktu terus berjalan, tanggal pernikahan sudah semakin dekat. Tiba-tiba saja si perempuan meminta agar pernikahan ditunda, tak disangka akibat persoalan yang sepele itu terjadi pertikaian terjadi diantara mereka, sampai akhirnya pernikahan itu batal. Dengan perasaan sangat menyesal kedua insan itupun sedih bukan kepalang. Hari-harinya dilalui dengan perasaan sedih yang tak berkesudahan.

Mereka mencoba kembali untuk memperbaiki hubungan yang retak, namun selalu gagal dengan berbagai persoalan yang sangat sepele. Akhirnya harapan itupun pupus, hubungan tak mungkin dilanjutkan karena berbagai persoalan.

Di tengah keputus asaannya itu, sang laki-laki mencoba tegar, dia tidak ingin menyalahkan keadaan, dia tetap menerima segala ketentuan yang mungkin sudah digariskan oleh Sang Maha Pencipta dan Sang Pemilik Cinta, Dialah Allah Aja Awajalla.

 Alhamdulillah, Allah mengirimkan jodoh yang cantik lagi baik buat laki-laki tersebut. Dia tak menyangka jodoh yang dikirimkan oleh Allah akan secepat itu, tak pernah terpikir namun itulah keajaiban yang Allah berikan kepada hamba-Nya yang mau berusaha dan berdoa.

Tahukah anda apa yang dilakukan laki-laki itu sepanjang hari dan sepanjang malam. Laki-laki tersebut ternyata mulai memperbanyak sedekahnya, memperbanyak sholat lail dan berusaha meminta maaf kepada orang tuanya yang berada jauh di kampung halaman.

Beberapa cara tersebut dia dapatkan dari membaca artikel dan obrolan dengan kawan-kawannya yang dia temui. Subhanallah sekali, pria tersebut mendapatkan Rahmat yang tak terkira. Lelaki tersebut rencananya akan menikah dengan jodoh yang diberikan oleh Allah dalam waktu dekat.

Sungguh ajaib sekali sedekah yang kita lakukan. Sebab selain akan membuat pemberi sedekah cepat mendapat jodoh, dia juga akan mendapatkan banyak manfaat lain dari perbuatannya itu, diantaranya menjadi semakin kaya, terhindar dari segala macam penyakit, dan yang tak terlihat tentunya adalah balasan Allah ta’Ala yang akan diberikan pada akhirat nanti.

Hal lain yang tak boleh kita lupakan adalah, berbakti kepada kedua orang tua. Sebab doa orang tua itu mudah diijabah oleh Allah. Maka sangat beruntung bagi mereka yang bisa berbakti kepada orangtuanya, sebab selain mendapatkan segala kemudahan dalam menjalani hidup mereka juga akan mendapatkan rahmat dari Allah.

Hal itu pula yang dilakukan oleh lelaki tersebut saat dia akan menjemput jodoh, pada suatu malam, dia melaksanakan sholat tahajud dengan segala keikhlasan dari hati, usai melaksanakan sholat laki-laki tersebut langsung bersimpuh dan meminta maaf kepada orangtuanya. Sungguh tak terduga beberapa pekan kemudian laki-laki tersebut mendapatkan jodoh. (**)

Senin, 18 Juni 2012

Catatan Dahlan Iskan

Catatan Dahlan Iskan

Jika semua yang kita kehendaki terus kita MILIKI, darimana kita belajar IKHLAS
Jika semua yang kita impikan segera TERWUJUD, darimana kita belajar SABAR

Jika setiap do’a kita terus DIKABULKAN, bagaimana kita dapat belajar IKHTIAR

Seorang yang dekat dengan TUHAN, bukan berarti tidak ada air mata

Seorang yang TAAT pada TUHAN, bukan berarti tidak ada KEKURANGAN

Seorang yang TEKUN berdo’a, bukan berarti tidak ada masa masa SULIT

Biarlah TUHAN yang berdaulat sepenuhnya atas hidup kita, karena TUHAN TAU yang tepat untuk memberikan yang TERBAIK

Ketika kerjamu tidak dihargai, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETULUSAN

Ketika usahamu dinilai tidak penting, maka saat itu kamu sedang belajar KEIKHLASAN

Ketika hatimu terluka sangat dalam……, maka saat itu kamu sedang belajar tentang MEMAAFKAN

Ketika kamu lelah dan kecewa, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KESUNGGUHAN

Ketika kamu merasa sepi dan sendiri, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KETANGGUHAN

Ketika kamu harus membayar biaya yang sebenarnya tidak perlu kau tanggung, maka saat itu kamu sedang belajar tentang KEMURAH – HATIAN

Tetap semangat….
Tetap sabar….
Tetap tersenyum…..
Karena kamu sedang menimba ilmu di UNIVERSITAS KEHIDUPAN

TUHAN menaruhmu di “tempatmu”  yang sekarang, bukan karena “KEBETULAN”……

Orang yang HEBAT tidak dihasilkan melalui kemudahan, kesenangan, dan kenyamanan.
MEREKA di bentuk melalui KESUKARAN, TANTANGAN & AIR MATA……


Disadur dari Buku Sepatu Dahlan Iskan (y)

Template by:
Free Blog Templates