Meskipun tidak terlihat banyak kemajuan, saya tetap menaruh hormat
dan bangga kepada remaja muslim Sambora yang terus berusaha mempertahankan
majelis taklim, kalau bahasa gaulnya pengajian. Di tengah-tengah era modernisasi
seperti sekarang ini, sudah sangat sulit kita temukan sekelompok anak muda yang
berkumpul membentuk sebuah taklim. Apalagi kegiatan tersebut dilaksanakan
setiap malam Minggu.
Kita ketahui bersama, malam minggu bagi kalangan anak muda, adalah
malam special, karena pada malam itu anak muda bisa berkumpul dengan sang
pacar, memadu kasih, berjalan berdua, atau bahkan mojok di tempat gelap. Asik,
namun berbahaya. Namun sekelompok kecil remaja muslim Sambora lebih memilih
berkumpul untuk menghidupkan taklim yang sudah ada sejak dahulu itu.
Dengan segala keterbatasannya, Remaja Masjid Sambora, atau disingkat
REMAMSA, terus berusaha bertahan. Meskipun saat ini yang meramaikan pengajian
tersebut lebih banyak anak-anak usia SD. Entahlah, apakah itu sudah layak
disebut remaja atau belum. Namun bagi saya tidak masalah, justru itu lebih
baik. Dengan demikian mereka akan mengenal tentang nilai-nilai islam sejak
dini. Meskipun, niat mereka tak sampai ke situ.
Saya juga bangga, para pengurus remamsa senantiasa berusaha untuk
membuat gebrakan-gebrakan baru, atau setidaknya mempertahankan kegiatan yang
sudah ada. Seperti yang dilakukan pada malam minggu kemarin. Remamsa mengadakan
konser taklim. Subhanallah. Alhamdulillah. Saya sangat bangga dengan mereka.
Mungkin andapun akan merasakan hal yang sama.
Betapa tidak, mereka kaum muda sudah memiliki keperdulian yang
tinggi untuk terus menyiarkan islam. dengan berbagai cara agar anak-anak muda
yang selama ini masih hobi nongkrong bisa tertarik untuk ikut bergabung di
dalamnya. Sebuah usaha yang luar biasa saya kira. Saya layak memberikan acungan
jempol empat. Jempol tangan dua dan jempol kaki dua.
Sebagai motivasi untuk kita bersama, bahwa keutamaan majelis
taklim itu sangat luar biasa sekali. Banyak pahala yang terdapat di dalamnya. Maka
dari itu sangat sayang sekali jika kita meninggalkan pengajian, hanya untuk
keperluan duniawi.
“Orang yang berjalan menuju majelis Ta’lim, maka setiap langkahnya bernilai seratus kebaikan dan jika dia duduk dengan ulama tersebut serta mendengarkan apa yang dikatakannya, maka setiap kalimtnya bernili seratus kebaikan”. [Kitab Riyadhushsholihin, Imam Nawawi]
“Barangsiapa menuju majelis ilmu untuk mempelajarinya, maka dia akan diampuni dosanya sebelum melangkahkan kakinya”.
Itulah beberapa keutamaan majelis taklim, bayangkan saja hanya dengan datang ke majelis taklim Allah telah memberikan ampunan dosa kepada kita. Bahkan nilai pahala majelis taklim sangat tinggi sekali. Maka dari itu, anak-anak muda Sambora, kita harus senantiasa mempertahankan majelis yang sudah ada di tempat kita.
Apapun kondisinya, kita jangan menyerah, sebab menyerah pada keadaan adalah sifat seorang yang pengecut. Dan Allah sangat membenci orang-orang yang memiliki sifat pengecut. Nah gimana coba rasanya kalau Allah sudah membenci kita, tentu saja kita akan jauh dari Rahmat Allah.
Tentang keutamaan lainnya dari majelis ta’klim dapat pula kita fahami dari nasehat Luqmanul Hakim kepada puteranya:
”Hai anakku, ketika kamu melihat jamaah tengah berzikir (mengingat Allah atau membicarakan ilmu) maka duduklah bersama mereka. Jika engkau pandai, maka bermanfaatlah ilmumu, dan jika engkau bodoh, maka kau dapat menimba ilmu dari mereka. Sedangkan mereka mempunyai kemungkinan untuk mendapatkan rahmat Allah, sehingga engkau akan memperoleh bagian pula.
Wassalam