:AYO BANGUN DESA KITA WAHAI PEMUDA SAMBORA

Senin, 22 Oktober 2012

Sambora Dulu dan Sekarang

Pada tahun 1990 an, desa Sambora masih berupa jalan tanah, belum aspal seperti sekarang ini. Sehingga kalau musim hujan banyak terdapat kubangan layaknya kolam ikan, mobil juga sering terjebak di lumpur. Barulah setelah beberapa tahun kemudian ada pengaspalan dari pemerintah, jalan di desaku sedikit lumayan, walaupung sekarang juga sudah banyak yang berlubang lagi.

Saya masih ingat ketika akan ke Pinyuh saat itu. Transportasi yang dipergunakan oleh masyarakat setempat adalah oplete milik almarhum Lek Sudadi. Kebetulan rumahnya berhadapan dengan rumah saya. Opelet tersebut warnanya hijau lumut, opeletnya sudah sangat tua sekali, hampir sama dengan opelet dalam sinetron sidoel. Karena jalan saat itu belum beraspal, maka oplet tersebut sering terbenam. Terutama di jalan dekat makam Liongkong. Karena jalan di titik itu sangat parah sekali.

Saya juga masih ingat, hampir setiap pagi kami bersama tetangga-tetangga lainnya membantu mendorong opelet milik Lek Sudadi itu sebelum dia berangkat ke Sungai Pinyuh. Jalan opelet tersebut sangat lambat sekali, namun demikian penumpangnya tetap ramai. Maklum tidak ada pilihan lain selain opelet tersebut. Pada saat itu juga, masih jarang sekali orang yang mempunyai sepeda motor. Jadi ketika akan ke Pinyuh, orang Sambora selalu memakai opelet tersebut.

Beberapa tahun kemudian, Lek Sudadi membeli mobil baru sejenis pikc up warna merah. Mobil tersebut sudah didisain khusus untuk mengangkut penumpang, jadi ada atap dan tempat duduknya. Kondisinya sudah jauh berbeda dengan opelet tua, kecepatannyapun sudah berbeda. Tidak seperti opelet tua yang dulu.

Aku bersama teman-teman SD sering menaiki mobil Lek Sudadi ketika akan berangkat sekolah. Bahkan kami harus berangkat pagi-pagi sekali supaya bisa naik kendaraan tersebut. Sebab sekitar jam 6 pagi Lek Sudadi sudah siap-siap mencari calon penumpang. Kebtulan disaat mencari calon penumpang itu, Lek Sudadi melewati sekolah kami. Terkadang juga kami ikut mobil tersebut saat Lek Sudadi setor krupuk. Kebetulan istri Lek Sudadi saat itu pembuat krupuk.

Namun aku sempat trauma dengan kendaraan tersebut. Ceritanya, pada suatu pagi, seperti biasa aku naik kendaraan tersebut disaat Lek Sudadi akan cari penumpang ke Desa Benuang, (desa tetangga), kebetulan pagi itu adiku Ahmad juga ikutan naik. Setelah hampir sampai di dekat sekolah, aku meloncat dari mobil tersebut, karena takut Lek Sudadi tidak berhenti di depan sekolah kami. Alhamdulillah aku selamat. Tapi adiku masih di atas. Dia kemudian memberanikan diri untuk ikut meloncat, sayangnya dia jatuh tiarap. Hidungnya sampai berdarah. Lek Sudadi kemudian berhenti dan mengelap hidung adiku. Aku jadi merasa bersalah. Lek Sudadi kemudian marah denganku. Kenapa tidak nunggu mobil berhenti saja?? aku hanya diam. dalam hati aku takut mobilnya tidak berhenti. Sebab sudah dekat dengan sekolah, kendaraannya masih laju. Ya aku pikir mungkin Lek Sudadi lupa. Setelah itu pulang lagi ke rumah, untuk mengabarkan kalau Ahmad jatuh dari mobil, hidungnya berdarah.Padahal aku sudah sampai sekolah. Hehehe aneh kan??

Hmm itulah kenangan ketika jaman dulu, kami senang sekali naik mobil walaupun hanya dekat. Hehehe, maklum kami jarang sekali naik mobil, Kalau tidak pergi ke Pinyuh atau ke tempat lain yang jauh kami tidak akan bisa naik mobil. Sebab sepeda motor juga belum ada. Namun kalau sekarang, kondisinya sudah jauh berbeda. Anak-anak sekolah sudah diantar pakai motor sendiri. Kadang meskipun anaknya tidak minta, orangtuanya yang kepingin ngantar.
Anak-anak yang sekolah ke Kecamatan saat ini juga sebagian besar sudah memakai sepeda motor sendiri. Kadang sampai kebut-kebutan. Sampai akhirnya kecelakaan, ninggal deh. Orang tuanya nangis. Tragisss.

Anak-anak jaman sekarang juga sudah suka nongkrong di tepi jalan, sambil merokok, bahkan sudah ada yang berani minum-minuman keras. Berbeda dengan anak jaman dulu, paling-paling mereka nongkrongnya di surau, bersenda gurau bersama teman-teman. Asik sembari bermain petak umpet, main galaksin, dan main bulan. Kalau anak sekarang lebih suka main sama pacarnya berdua saja. Sampai akhirnya telat datang bulan. Memprihatinkan. 

Template by:
Free Blog Templates