:AYO BANGUN DESA KITA WAHAI PEMUDA SAMBORA

Kamis, 25 November 2010

Jadilah Seperti Ambo

Namanya pak Amat. Namun dia biasa dipanggil Ambo (Sebutan paman untuk warga Ngabang). Dia merupakan pesuruh TU di salah satu SMPN Ngabang. Tapi kerjaannya tukang tagih sumbangan.



Orangnya sederhana, saat pergi kemana-mana selalu menggunakan sepeda ontel. Penampilannya khas, kopyah putih, dan selalu membawa tas hitam. Tas itu ternyata isinya kartu atau daftar nama-nama penyumbang yang menjadi langganannya.

Ambo ini juga mempunyai pekerjaan lain, yakni sebagai pengurus jenazah. Karena pekerjaannya itupula Ambo cukup dikenal masyarakat Ngabang. Bahkan sejumlah pejabat di daerah itu juga mengenalnya. Mantap juga ya.

Kebetulan saja aku bertemu dengan Ambo di warung kopi jalan Tungkul, ada juga beberapa teman seprofesi saat itu. Kami kemudian ngobrol-ngobrol dengan Ambo, biasalah namanya juga ngobrol, jadi temanya bebas. Ngalor-ngidul perihal kehidupan sehari-hari. Sampailah akhirnya pada tema yang membahas soal agama.

Hmmm tak disangka, dibalik kesederhanaannya itu, wawasan ilmu agama yang dimiliki oleh Ambo cukup lumayan. Saat menyampaikan pendapat selalu dilandasi dengan dalil-dalil yang sahih. Hehehe jadi malu. Sama title yang aku dapatkan. Padahal Ambo itu hanya lulusan SMP. Tapi pengetahuanku tentang agam masih jauh dibandingkan dengan dia.

Dia kemudian mengatakan, seseorang yang memiliki ilmu namun tidak diamalkan maka akan sia-sia ilmu yang dimilikinya. Sehingga orang-orangpun menjadi enggan untuk datang kepadanya. ‘Maka kalau ingin dikunjungi orang, kita harus mengunjungi mereka terlebih dahulu, jangan bicarakan soal siapa diri kita dulu,” katanya.

Mantap, dalam sekali maknanya. Cara tersebutlah yang selalu dilakukan oleh Ambo kepada masyarakat di Ngabang ini. Dia selalu mengunjungi warga. Bukan hanya karena menagih sumbangan namun juga untuk bersilaturahmi.

Akibat kebiasaan Ambo itu pula, mantan orang nomor satu di Landak pernah datang ke rumahnya di Desa Raja ketika lebaran beberapa waktu lalu. Padahal dia tidak pernah memimpikan hal itu, karena dia menyadari siapa dirinya. Dengan sedikit bangga dia kemudian mengatakan, ada tidak pejabat sini yang rumahnya pernah disinggahi oleh Bupati, tanpa undangan.

Hehehe, belum ada kayaknya, kecuali dalam acara tertentu ataupun kemungkinan karena memenuhi undangan. “Di saat anak saya nikah Mantan Bupati itu juga datang, bahkan dia memberikan saya sumbangan yang cukup besar,” katanya lagi.

Wahh nambah iri saja ini si Ambo. Hmmm tak disangka ya, seorang Ambo yang hanya pesuruh namun bisa luar biasa seperti itu. Mungkin inilah pelajaran berharga yang aku dapatkan hari ini. Kita jangan beranggapan apa-apa kepada orang lain yang belum kita ketahui siapa dia sebenarnya. Seperti Ambo siapa yang menyangka. (***)
Ali Anshori
Ngabang 25/11/2010.

Tidak ada komentar:

Template by:
Free Blog Templates